PORSENI MA JATIM 2013

PORSENI MA JATIM 2013
PORSENI MA

Saturday, September 29, 2012

Model Pembelajaran Terpadu tipe Nested (Kumpulan Sarang)

Model Pembelajaran Terpadu tipe Nested (Kumpulan Sarang)- Model terintegrasi Nested merupakan model yang kaya akan desain yang digunakan oleh guru-guru terlatih. Mereka mengetahui hasil terbaik yang dapat diperoleh dari setiap proses pembelajaran. Namun, dalam model Nested ini, perencanaan yang teliti dan hati-hati sangat diperlukan dalam upaya pencapaian target ganda dalam suatu kombinsai alami sehingga tugas-tugas pembelajaran tampak mudah dan sederhana.
Menurut model Nested ini, dalam satu materi pelajaran atau bidang studi, satu topik bahasan diarahkan untuk menguasai beberapa kemampuan atau keterampilan, seperti keterampilan berpikir (intelektual), keterampilan sosial, keterampilan memahami konsep dasar, kemampuan membuat grafik organisasi.. Semua materi inti pembelajaran pelatihan dirancang agar peserta didik memiliki kemampuan dalam aspek berpikir, sosial dan keterampilan. Pada materi keterampilan teknis pembuatan produk kemampuan berpikir dituntut ketika peserta didik belajar bagaimana menganalisis pasar dan kebutuhan konsumen serta strategi pemasaran. Kemampuan sosial, bahwa dalam pembuatan produk usaha merupakan proses melibatkan banyak orang dari hulu sampai hilir, kemampuan sosial sangat diperlukan dan harus dikuasai oleh peserta didik.

PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED (HUBUNGAN/TERKAIT)


Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model connected yang merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.

Pembelajaran Terpadu Model Connected
Dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep, maka sebenarnya dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu disiplin dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topic dengan topic yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna.
sebagai catatan  kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).

Contoh:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya

Kelebihan Model Connected
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut :
1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2. siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
3. menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.

Kekurangan Model Connected.
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut :
1. masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
2. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
3. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

Kapan Kita Menggunakan Model Connected?
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.

Friday, September 28, 2012

TEKNOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN (Part II)

PEMBAHASAN

Teknologi
Kata teknologi berasal dari bahsa Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan logia artinya ungkapan. Teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkakas dan keterampilan (Wikipedia, 2006).
Teknologi sendiri memainkan peran penting dalam pendidikan siswa yang memiliki kekhususan. Teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang secara khusus bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dari seluruh siswa dan bisa membantu mereka meraih potensi tertinggi mereka, terlepas dari kemampuan bawaan mereka tersebut.
Anak-anak dengan ketidakmampuan secara khusus membutuhkan intervensi pengajaran khusus. Sebagai hasil dari proses inklusi, jumlah siswa dengan ketidakmampuan di ruang kelas umum telah meningkat. Anak-anak dengan ketidakmampuan mental memiliki kesempatan lebih besar untuk belajar ketika dihadirkan situasi besar yang sangat terstruktur. Struktur menggantikan pengetahuan sebelumnya yang kurang terstruktur yang mengubah kemampuan mereka dengan menyertakan pesan ke dalam gagasan-gagasan mental yang tidak lazim. 
Siswa yang pendengarannya atau penglihatannya memiliki kekurangan akan membutuhkan jenis bahan-bahan belajar yang berbeda-beda. Penekanan harus diberikan untuk audio bagti siswa dengan hambatan penglihatan daripada untuk para siswa lainnya. menyesuaikan pengajaran untuk seluruh kelompok khusus membutuhkan pengandalan pada teknologi dan media serta pemilihan peralatan yang tepat agar sesuai dengan tujuan yang spesifik. Banyak guru telah menemukan bahwa strategi-strategi bantuan tersebut menguntungkan bagi siswa yang memiliki ketidakmampuan.
Teknologi bantuan dapat dikelompokkan menjadi teknologi rendah, sedang atau teknologi tinggi. Teknologi rendah tidak menggunakan kelistrikan, yaitu tidak perlu dicolok dan tidak juga membutuhkan baterai. Sebagai missal, sebuah kaca pembesar untuk memperbesar bahan-bahan cetakan bagi siswa yang terhambat secara penglihatan digolongkan teknologi pembantu berteknologi rendah. Teknologi menengah membutuhkan kelistrikan. Sedangkan teknologi tinggi melibatkan penggunaan computer.
Salah satu kemajuan terbaru dalam teknologi adalah kemampuan menyimpan informasi dalam format digital. Informasi ini mencakup teks, audio visual dan film. Terdapat dua format umum untuk menyimpan data-data tersebut, yaitu: cakaram padat (CD) dan cakaram video  digital (DVD).

Media
Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa latin  medium (antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar medi adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.
Media yang paling umum digunakan adalah teks. Teks merupakan karakter alfanumerik yang mungkin ditampilkan dalam format apapun, misalnya buku, poster, papan tulis, layar, computer dan sebagainya. Media lainnya yang umum digunakandalam belajar adalah audio. Audio mencakup apa saja yang bisa didengar, misalnya suara orang, music, suara mekanis (deru mesin mobil), suara berisik dan sebagainya. Suara-suara tersebut bisa langsung terdengar atau direkam. Visual rutin digunakan untuk memicu belajar. Visual meliputi diagram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah foto, kartun dan sebagainya. Jenis-jenis media lainnya adalah video. Ini merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi computer dan sebagainya. Sekumpulan benda-benda yang seringkali tidak termasuk media adalah model dan benda sebenarnya. Perekayasa bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh dan dipegang oleh para siswa. Kategori keenam dan terakhir dari media adalah orang-orang, ini bisa berupa guru, siswa atau ahli bidang studi. Orang-orang sangatlah penting bagi pembelajaran.

Format Media
Sebuah format media merupakan bentuk fisik yang didalamnya terdapat pesan yang disertakan dan ditampilkan. Format media mencakup papan tulis penanda (visual dan teks), slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan music), DVD (video) dan multimedia computer (audio, teks dan video). Masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan yang berbeda-beda dalam hal jenis pesan yang dapat direkam dan ditampilkan. Ketika memilih format media, situasi atau keadaan pengjaran (misalnya: kelompok besar, kelompok kecil atau pengajaran sendiri), variabel pemelajar (misalnya, pembaca, bukan pembaca, atau lebih suka mendengar), dan sifat tujuan (misalnya: kognitif, afektif, kemampuan motorik atau antarpersonal) harus diperhatikan. Selain itu juga harus memperhatikan kemampuan menyajikan dari tiap-tiap format media (misalnya visual diam, visual bergerak, kata-kata bercetak, atau kata-kata yang disuarakan).

Bahan-bahan Pengajaran
Bahan-bahan pengajaran merupakan benda-benda spesifik yang digunakan dalam sebuah pelajaran yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sebagai missal, pelajaran untuk anak SD kelas rendah mungkin focus pada persoalan penjumlahan yang sederhana. Utnutk menyelesaikannya, sebuah program peranti lunak komputermungkin digunakan yang memungkinkan para siswa untuk berulang kali melihat presentasi soal-soal praktis, membuat tanggapan terhadap soal tersebut, dan menerima umpan balik. Soal dan umpan balik matematika spesifik yang dirasakan oleh para siswa pada peranti lunak itu merupakan bahan-bahan pengajaran.

Rangkaian Kesatuan Konkret-Abstrak
Kegiatan pengajaran berlangsung disepanjang kontinum mulai dari pengalaman konkret dan nyata hingga pengalaman yang sangat abstrak. Sebagai misal, dalam sebuah pesawat yang sedang terbang. Bergerak kekanan, pada rangkaian kesatuan abstrak. Berada di bandara dapat melihat penumpang yang lepas landas atau mendarat dalam sebuah pesawat, dapat melihat sebuah tampilan penerbangan di udara termasuk suasana dalam ruang kabin pesawat. Bergerak kekanan, pada rangkaian kesatuan yang abstrak, dapat menampilkan video sebuah penerbangan dari perspektif penumpang, dapat melihat foto-foto selama penerbangan atau mendengar narasi audio oleh seorang penumpang beserta keberisikan selama penerbangan.
Keputusan mengenai pertukaran antara kekonkretan pengalaman belajar dan batasan-batasan waktu harus terus dilakukan oleh guru. Edgar Dale (1969) dalam tulisannya Cone of Experince mengusulkan agar kita memulai dengan pembelajar sebagai peserta dalam pengalaman actual, kemudian berpindah ke pemelajar sebagai pengamat kejadian actual, ke pemelajar sebagai pengamat kejadian yang disajikan melalui perantara dan akhirnya ke pemalajar yang mengamati symbol yang mewakili sebuah kejadian. Dale berpendapat bahwa pemelajar bisa memanfaatkan kegiatan pengajaran yang lebih abstrak sehingga mereka membentuk sekumpulan pengalaman yang lebih konkretuntuk memberi makna pada representasi kenyataan yang lebih abstrak.
Psikolog Jerome Bruner, yang bekerja dari perspektifn yang berbeda dalam mengembangkan teorinya mengenai pengajaran, mengatakan bahwa urutan di mana para pemelajar menjumpai material berdampak langsung pada kemampuan mereka menyelesaikan tugas (Bruner, 1966). Bruner menjelaskan bahwa ini berlaku bagi seluruh pemelajar, tidak hanya anak-anak. Ketika sebuah tugas belajar disajikan kepada orang dewasa yang tidak memiliki pengalaman relevan, belajar akan lebih mudah jika pengajaran mengikuti urutan mulai dari pengalaman konkret yang nyata kepenyajian yang lebih simbolis atau abstrak. Belakangan ini muncul kecenderungan beralih dari focus pada pengajaran kepenekanan pada belajar. Sejalan dengan waktu yang terjadi peralihan dari guru yang menggunakan teknologi dan media dalam ruang kelas ke siswa yang menggunakan teknologi dan media kapan saja dan di mana saja.

Belajar
Belajar (learning) didefinisikan sebagai “perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang bersala dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia” (Driscoll, 2000: 11). Sebagian besar dari kita tidak belajar dengan cara diberi tahu, tetapi dengan berbuat. John Dewey (1969) mengajukan gagasan bahwa “saat ini pengalaman belajar dapat actual atau virtual dan dapat berlangsung dengan atau tanpa teknologi, seperti yang dijelaskan pada rangkaian kesatuan konkret-abstrak.
Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Lingkungan belajar diarahkan oleh guru dan mencakup fasilitas fisik, suasana akademik dan emosional, serta teknologi pengajaran.

Jenis-Jenis Belajar
Ranah Kognitif. Dalam ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapat dikelompokkan menjadi informasi verbal/visual atau keterampilan intelektual. Belajar verbal/visual biasanya melibatkan pengingatan atau pengingatan kembali fakta atau informasi. Contohnya yaitu menyebutkan tulang-tulang tangan manusia, melabelkan bagian-bagian ucapan dalam sebuah kalimat, menemukan contoh-contoh bentuk dasar dalam sebuah gambar, atau menyebutkan waktu-waktu penting dalam pertempuran utama perang saudara. Keterampilan intelektual, disisi lain membutuhkan penerapan kemampuan berpikir kritis dan manipulasi informasi.
Ranah Afektif. Ranah afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuan afektif meliputi menstimulasi minat dalam sejarah dengan mewawancarai kerabat yang lebih tua, mendorong perilaku social yang sehat melalui penciptaan program daur ulang, dan penerapan sekumpulan standar etika untuk memanfaatkan internet.
Ranah Kemampuan Motorik. Dalam ranah kemampuan motorik, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual, dan keterampilan fisik lainnya. Tujuan keterampilan motorik meliputi kemampuan mulai dari kegiatan mekanis yang sederhana hingga kegiatan yang melibatkan koordinasi dan stratehgi neuromuskuler, seperti dalam perlombaan olahraga.
Ranah Interpersonal. Belajar dalam ranah interpersonal melibatkan interaksi di antar orang-orang. Kemampuan interpersonal merupakan keterampilan orang yang membutuhkan kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain.

Perspektif Psikologis Mengenai Belajar
Behavioris Perspektif. Pada tahun 1950-an, B.F. Skinner, seorang psikolog di Universitas Harvard, melakukan studi ilmiah tentang perilaku yang bisa diamati. Ia merupakan salah satu pendukung behaviorisme. Skinner mendasarkan teori belajarnya, yang dikenal sebagai teori penguatan, pada serangkaian percobaan dengan menggunakan burung merpati. Ia berpendapatb bahwa prosedur yang sama dapat diterapkan pada manusia. Hasilnya yaitu kemunculan instruksi terpogram yang belakangan berkembang menjadi instruksi dibantu-komputer. Tidak seperti penelitian belajar sebelumnya, penelitian Skinner sangat logis dan tepat, yang langsung meghasilkan pengajaran dan belajar lebih baik. Para behavioris menolak berspekulasi mengenai apa yang terjadi secara internal ketika belajar berlangsung. Mereka bersandar hanya pada perilaku yang bisa diamati. Akibatnya, mereka lebih suka menjelaskan tugas belajar yang relative sederhana. Karena adanya sikap ini, behaviorisme memiliki penerapan yang terbatas dalam pengajaran keterampilan dengan tingkat lebih tinggi. Sebagai misal, para behavioris enggan membuat kesimpulan tentang bagaimana pemelajar memproses informasi.
 Kognitif Perspektif. Kognitivisme didasarkan pada penelitian psikolog Swiss Jean Peaget (1977). Psikolog kognitif menelusuri proses mental yang digunakan individu dalam menanggapi lingkungan mereka. Kognitivisme membahas bagaimana orang-orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
  Kontruktivis Perspektif. Kontruktivisme merupakan gerakan yang melampaui keyakinan para kognitivis. Kontruktivisme menganggap keterlibatan para siswa dalam pengalaman yang bermakna sebagai inti sari dari pembelajaran empiris. Kontruktivisme menekankan bahwa para pemelajarmenciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia informasi. Mereka berpendapat bahwa para siswa menempatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman mereka sendiri, dan bahwa tujuan pengajaran adalah bukan untuk mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi sehingga para siswa bisa menafsirkan informasi bagi pemahaman mereka sendiri.
Perspektif Psikologi Sosial. Psikologi social merupakan perspektif mapan lainnya dalam kajian mengenai belajar dan mengajar. Psikologi social memusatkan pada efek organisasi social dalam ruang kelas terhadap belajar. Para peneliti seperti Robert Salvin (1990) berpendapat bahwa belajar kooperatif lebih efektif dan lebih menguntungkan secara social ketimbang belajar kompetitif dan individualistic.

Peran Teknologi dan Media dalam Belajar
Teknologi dan media bisa berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran.
Pemanfaatan Teknologi dan Media oleh Guru
Penggunaan teknologi dan media yang umum yaitu untuk dukungan tambahan selama pengajaran yang berpusat pada guru. Sebagai misal, seorang guru mungkin menggunakan papan tulis elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para siswa memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan waktu.
Model ASSURE. Model ASSURE dikembangkan sebagai alat bantu perencanaan untuk membantu memastikan bahwa teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimumnya, tidak hanya sebagai benda penggati untuk pesan cetakan atau lisan. Model ASSURE menyediakan proses sistematik untuk menciptakan pengalaman belajar.
Pengajaran Tematik. Banyak para guru sekarang menyusun pengajaran mereka dengan topic atau tema dan ini dikenal sebagai pengajaran tematik. Sebuah tema yang bagus harus menarik dan mampu mempertahankan perhatian para siswa, menyediakan pengalaman, menyelesaikan masalah, mendukung kegiatan lintas disiplin dan melibatkan berbagai teknologi dan media.
Pemanfaatan Teknologi dan Media oleh Siswa
Para siswa bisa memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian cara untuk meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan yang berpusat pada siswa memungkinkan para guru menggunakan waktu mereka untuk memeriksa dan memperbaiki masalah siswa, berkonsultasi dengan para siswa secara individual dan mengajar secara satu persatu dalam kelompok kecil. Berapa banyak waktu yang bisa dimanfaatkan guru dalam kegiatan tersebut akan bergantung pada tingkat peran pengajaran yang diberikan pada teknologi dan media. Dua pemanfaatan penting teknologi dan media oleh para siswa yaitu portofolio dan pengajaran yang ditawarkan melalui pendidikan jarak jauh.
Portofolio. Sebuah portofolio merupakan kumpulan karya para siswa yang menggambarkan pertumbuhan dalam sebuah periode waktu. Tujuan dari penilaian portofolion yaitu untuk mengukur prestasi siswa berdasar kemampuan mereka untuk menciptakan produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka dari segi analissi, sintesis, dan evaluasi.
Pendidikan Jarak Jauh. Pendidikan jarak jauh merupakan pendekatan yang berkembang pesat dibidang pengajaran di seluruh dunia. Karakter pembeda dari pendidikan jarak jauh adalah pemisahan tim pengajaran dan siswa selama pembelajaran.

Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan lingkungan atau situasi fisik yang didalamnya pembelajaran diharapkan berlangsung.
Hukum Hak Cipta
Hak cipta merujuk pada hak hukum bagi karya asli. Hukum-hukum ini mengatur syarat-syarat yang didalamnya siapa saja boleh menyalin, secara keseluruhan atau sebagian , karya-karya asli yang bisa disebarluaskan dalam perantara apapun. Tanpa hokum hak cipta para penulis, seniman dan produser media tidak akan menerima kompensasi yang menjadi hak mereka atas ciptaan mereka itu.
Pendidik dan Hukum Hak Cipta
Pada Undang-Undang Revisi Hak Cipta Omnibus 1976 memuat baik sanksi criminal maupun sipil. Kemungkinan denda untuk pelanggan hak cipta mulai dari $750 hingga $30000 per pelanggaran. 
Penggunaan yang Adil
Penggunaan yang adil merupakan salah satu pengecualian paling penting bagi para guru dan pelajar. Sebagian kecil karya-karya dengan hak cipta mengkin digunakan dalam pengajaran jika disebutkan dan diperhatikan semestinyabahwa karya-karya tersebut memiliki hak cipta dan oleh siapa .
Berupaya Mendapatkan Izin untuk Menggunakan Bahan-Bahan dengan Hak Cipta
 Dalam upaya mendapatkan izin untuk menggunakan bahan-bahan ber hak cipta, yang terbaik biasanya adalah menghubungi distributor atau penerbit bahan-bahan tersebut ketimbang sang penciptanya.
Masa Perlindungan
Masa, atau periode waktu dari hak cipta berubah lewat Undang-Undang Perpanjangan Masa Hak Cipta Sonny Bono tahun 1998.
Mengubah Format Bahan-Bahan
Mengubah bahan-bahan ber hak cipta dari satu format media menjadi format media lainnya juga dilarang. Guru tidak bisa membuat rekaman suara dari buku-buku perpustakaan atau buku teks agar digunakan oleh siswa.
Siswa dengan Ketidakmampuan
Untuk siswa P-12 dengan ketidakmampuan, Standar Pengaksesan Bahan-bahan Pengajaran Nasional memberikan panduan produksi dan distribusi elektronik versi digital dari buku teks dan bahan-bahan pengajaran lainnya sehingga bisa lebih mudah diubah menjadi format yang bisa diakses, termasuk (huruf) Braille dan teks untuk bicara.


Dalam Waktu Bersamaan
Lingkungan belajar bisa bersifat dalam waktu bersamaan atau tidak dalam waktu bersamaan. Untuk pengajaran dalam waktu bersamaan, para pembelajar harus menghadiri pengajaran pada waktu yang sama.
Tidak dalam Waktu Bersamaan
Jika pengajaran melalui televisi direkam dan ditampilkan setelah rekaman, maka itu merupakan pengajaran tidak dalam waktu bersamaan. Pengajaran tidak dalam waktu bersamaan memungkinkan para pembelajar yang berbeda untuk merasakan konten yang sama pada waktu-waktu yang berbeda.

Informasi dan Pengajaran
Informasi merupakan pengetahuan, fakta, berita, komentar dan konten seperti yang ada dalam buku. Informasi bisa disajikan di memo, ruang kelas, buku teks atau situs Web.
Pengajaran atau instruksi merujuk pada usaha apa pun untuk merangsang belajar melalui penyusunan pengalaman yang cermat untuk membantu para siswa meraih perubahan kemampuan yang diinginkan. Pengajaran merupakan penyususnan informasi dan lingkungan untuk memudahkan belajar.
Prinsip-Prinsip Pengajaran Efektif
·      Menakar pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa
·      Mempertimbangkan perbedaan individual
·      Menyatakan tujuan
·      Mengembangkan kemampuan metakognitif
·      Menyediakan interaksi social
·      Memasukkan konteks realistic
·      Melibatkan para siswa dalam praktik relevan
·      Menyediakan umpan balik yang konstruktif, terus menerus dan tepat waktu.

Strategi
Strategi pengajaran merupakan cara melibatkan para pemelajar dalam kegiatan belajar mengajar tertentu. Teknologi dan media selalu menjadi bagian integral dari banyak strategi. 

TEKNOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN (Part I)

PART I
Dunia pendidikan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya dunia. Begitu juga dengan sarana dan prasarana pendidikan semakin memadai dan semakin lengkap. Jika dulu sekolah-sekolah menggunakan sarana yang seadanya, sekarang sudah semakin lengkap. Sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal. Demikian juga media yang dipakai dalam proses belajar mengajar semakin kompleks.
Perkembangan teknologi pada akhirnya juga merambah kepada dunia pendidikan. Banyak sekolah yang sekarang memakai teknologi ini untuk memperlancar pembelajaran di sekolah. Teknologi dalam pembelajaran bisa menjadi sarana pembelajaran, metode/media dan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Sebagai sarana teknologi merupakan alat untuk memperlancar pembelajaran. Sebagai metode/media teknologi sebagai inovator agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Sedangkan sebagai sumber belajar tekonologi sebagai salah satu penyedia informasi bagi peserta didik.
Diantara banyaknya teknologi pembelajaran salah satunya adalah video/film. Sebagai salah satu media, video/fil merupakan salah satu tekonologi pembelajaran yang memiliki kelebihan yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran.
Pentingnya teknologi dan media di dalam proses belajar, sifat belajar dan berbagai jenis pembelajaran. Peran para guru dan siswa jelas berubah-ubah karena adanya pengaruh teknologi dalam ruang kelas. Guru dan buku teks tidak lagi menjadi sumber seluruh informasi. Guru telah menjadi fasilitator pemerolehan informasi. Dengan beberapa tombol keyboard, para pelajar bisa menjelajahi dunia, memperoleh akses keperpustakaan, guru dan siswa lainnya, dan sumber daya untuk memperoleh informasi yang mereka cari.
Sementara inovasi-inovasi yang menarik ini menghadirkan cara-cara tak terbatas untuk memperluas kesempatan pendidikan bagi siswa, selain itu juga menghadirkan tantangan baru bagi guru.
Belakangan ini ketika sebagian besar orang-orang mendengar kata teknologi, mereka memikirkan benda-benda seperti computer, memutar mp3, dan pesawat ulang alik. Kata teknologi selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekadar peranti keras hingga cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Namun pada bab ini akan dibahas tentang teknologi pengajaran, yang merupakan pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari perkakas dan keterampilan dalam pendidikan. Teknologi pengajaran biasanya dipandang dari perspektif guru. Ketika guru menggunakan computer peranti keras pendidikan jarak jauh, atau internet untuk mengajaran, perkakas-perkakas tersebut dianggap sebagai teknologi pengajaran. Banyak pendidik memperingatkan anggapan bahwa teknologi merupakan seluruh solusi di dalam kelas. Computer dan teknologi lainnya tidak membuat guru menjadi lebih bisa. Guru harus benar-benar berpengalaman dalam praktik-praktik terbaik dalam kelas. Teknologi memiliki penerapan di seluruh bagian kurikulum.