Menurut model Nested ini, dalam satu
materi pelajaran atau bidang studi, satu topik bahasan diarahkan untuk
menguasai beberapa kemampuan atau keterampilan, seperti keterampilan
berpikir (intelektual), keterampilan sosial, keterampilan memahami
konsep dasar, kemampuan membuat grafik organisasi..
Semua materi inti pembelajaran pelatihan dirancang agar peserta didik
memiliki kemampuan dalam aspek berpikir, sosial dan keterampilan. Pada
materi keterampilan teknis pembuatan produk kemampuan berpikir dituntut
ketika peserta didik belajar bagaimana menganalisis pasar dan kebutuhan
konsumen serta strategi pemasaran. Kemampuan sosial, bahwa dalam
pembuatan produk usaha merupakan proses melibatkan banyak orang dari
hulu sampai hilir, kemampuan sosial sangat diperlukan dan harus dikuasai
oleh peserta didik.
Saturday, September 29, 2012
Model Pembelajaran Terpadu tipe Nested (Kumpulan Sarang)
Model
Pembelajaran Terpadu tipe Nested (Kumpulan Sarang)- Model
terintegrasi Nested merupakan model yang kaya akan desain yang digunakan
oleh guru-guru terlatih. Mereka mengetahui hasil terbaik yang dapat
diperoleh dari setiap proses pembelajaran. Namun, dalam model Nested
ini, perencanaan yang teliti dan hati-hati sangat diperlukan dalam upaya
pencapaian target ganda dalam suatu kombinsai alami sehingga
tugas-tugas pembelajaran tampak mudah dan sederhana.
PEMBELAJARAN TERPADU MODEL CONNECTED (HUBUNGAN/TERKAIT)
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa
akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka
pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar,
sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan
keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat
hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman
belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat
mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya.
Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding
hanya sekedar keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model connected yang merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model connected yang merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Pembelajaran Terpadu Model Connected
Dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik
dengan topik, konsep dengan konsep, maka sebenarnya dapat dikaitkan secara
eksplisit. Satu disiplin dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topic dengan topic yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas yang berikutnya.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topic dengan topic yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar
untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna.
sebagai catatan kaitan antar konsep,
topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran
secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan
sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).
Contoh:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan
uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya
Kelebihan Model Connected
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut
:
1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2. siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus,
sehingga terjadilah proses internalisasi.
3. menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi
siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi
ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses
transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Kekurangan Model Connected.
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai
kekurangan sebagai berikut :
1. masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat
secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
2. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari
pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide
antar bidang studi,
3. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Kapan Kita Menggunakan Model Connected?
Friday, September 28, 2012
TEKNOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN (Part II)
PEMBAHASAN
Teknologi
Kata
teknologi berasal dari bahsa Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan
logia artinya ungkapan. Teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan
pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkakas dan keterampilan (Wikipedia,
2006).
Teknologi
sendiri memainkan peran penting dalam pendidikan siswa yang memiliki
kekhususan. Teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang secara khusus
bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dari seluruh siswa dan
bisa membantu mereka meraih potensi tertinggi mereka, terlepas dari kemampuan
bawaan mereka tersebut.
Anak-anak
dengan ketidakmampuan secara khusus membutuhkan intervensi pengajaran khusus.
Sebagai hasil dari proses inklusi, jumlah siswa dengan ketidakmampuan di ruang
kelas umum telah meningkat. Anak-anak dengan ketidakmampuan mental memiliki
kesempatan lebih besar untuk belajar ketika dihadirkan situasi besar yang sangat
terstruktur. Struktur menggantikan pengetahuan sebelumnya yang kurang
terstruktur yang mengubah kemampuan mereka dengan menyertakan pesan ke dalam
gagasan-gagasan mental yang tidak lazim.
Siswa
yang pendengarannya atau penglihatannya memiliki kekurangan akan membutuhkan
jenis bahan-bahan belajar yang berbeda-beda. Penekanan harus diberikan untuk
audio bagti siswa dengan hambatan penglihatan daripada untuk para siswa
lainnya. menyesuaikan pengajaran untuk seluruh kelompok khusus membutuhkan
pengandalan pada teknologi dan media serta pemilihan peralatan yang tepat agar
sesuai dengan tujuan yang spesifik. Banyak guru telah menemukan bahwa
strategi-strategi bantuan tersebut menguntungkan bagi siswa yang memiliki
ketidakmampuan.
Teknologi
bantuan dapat dikelompokkan menjadi teknologi rendah, sedang atau teknologi
tinggi. Teknologi rendah tidak menggunakan kelistrikan, yaitu tidak perlu
dicolok dan tidak juga membutuhkan baterai. Sebagai missal, sebuah kaca
pembesar untuk memperbesar bahan-bahan cetakan bagi siswa yang terhambat secara
penglihatan digolongkan teknologi pembantu berteknologi rendah. Teknologi
menengah membutuhkan kelistrikan. Sedangkan teknologi tinggi melibatkan
penggunaan computer.
Salah
satu kemajuan terbaru dalam teknologi adalah kemampuan menyimpan informasi
dalam format digital. Informasi ini mencakup teks, audio visual dan film.
Terdapat dua format umum untuk menyimpan data-data tersebut, yaitu: cakaram
padat (CD) dan cakaram video digital
(DVD).
Media
Media,
bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari
bahasa latin medium (antara), istilah
ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan
sebuah penerima. Enam kategori dasar medi adalah teks, audio, visual, video,
perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media
adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.
Media
yang paling umum digunakan adalah teks. Teks merupakan karakter alfanumerik yang
mungkin ditampilkan dalam format apapun, misalnya buku, poster, papan tulis,
layar, computer dan sebagainya. Media lainnya yang umum digunakandalam belajar
adalah audio. Audio mencakup apa saja yang bisa didengar, misalnya suara orang,
music, suara mekanis (deru mesin mobil), suara berisik dan sebagainya. Suara-suara
tersebut bisa langsung terdengar atau direkam. Visual rutin digunakan untuk
memicu belajar. Visual meliputi diagram pada sebuah poster, gambar pada sebuah
papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah foto, kartun dan sebagainya.
Jenis-jenis media lainnya adalah video. Ini merupakan media yang menampilkan
gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi computer dan sebagainya.
Sekumpulan benda-benda yang seringkali tidak termasuk media adalah model dan
benda sebenarnya. Perekayasa bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh dan
dipegang oleh para siswa. Kategori keenam dan terakhir dari media adalah orang-orang,
ini bisa berupa guru, siswa atau ahli bidang studi. Orang-orang sangatlah
penting bagi pembelajaran.
Format
Media
Sebuah
format media merupakan bentuk fisik yang didalamnya terdapat pesan yang
disertakan dan ditampilkan. Format media mencakup papan tulis penanda (visual
dan teks), slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan music), DVD
(video) dan multimedia computer (audio, teks dan video). Masing-masing memiliki
kelebihan dan keterbatasan yang berbeda-beda dalam hal jenis pesan yang dapat
direkam dan ditampilkan. Ketika memilih format media, situasi atau keadaan
pengjaran (misalnya: kelompok besar, kelompok kecil atau pengajaran sendiri),
variabel pemelajar (misalnya, pembaca, bukan pembaca, atau lebih suka
mendengar), dan sifat tujuan (misalnya: kognitif, afektif, kemampuan motorik
atau antarpersonal) harus diperhatikan. Selain itu juga harus memperhatikan
kemampuan menyajikan dari tiap-tiap format media (misalnya visual diam, visual
bergerak, kata-kata bercetak, atau kata-kata yang disuarakan).
Bahan-bahan
Pengajaran
Bahan-bahan
pengajaran merupakan benda-benda spesifik yang digunakan dalam sebuah pelajaran
yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sebagai missal, pelajaran untuk anak
SD kelas rendah mungkin focus pada persoalan penjumlahan yang sederhana. Utnutk
menyelesaikannya, sebuah program peranti lunak komputermungkin digunakan yang
memungkinkan para siswa untuk berulang kali melihat presentasi soal-soal
praktis, membuat tanggapan terhadap soal tersebut, dan menerima umpan balik.
Soal dan umpan balik matematika spesifik yang dirasakan oleh para siswa pada
peranti lunak itu merupakan bahan-bahan pengajaran.
Rangkaian
Kesatuan Konkret-Abstrak
Kegiatan
pengajaran berlangsung disepanjang kontinum mulai dari pengalaman konkret dan
nyata hingga pengalaman yang sangat abstrak. Sebagai misal, dalam sebuah
pesawat yang sedang terbang. Bergerak kekanan, pada rangkaian kesatuan abstrak.
Berada di bandara dapat melihat penumpang yang lepas landas atau mendarat dalam
sebuah pesawat, dapat melihat sebuah tampilan penerbangan di udara termasuk
suasana dalam ruang kabin pesawat. Bergerak kekanan, pada rangkaian kesatuan
yang abstrak, dapat menampilkan video sebuah penerbangan dari perspektif
penumpang, dapat melihat foto-foto selama penerbangan atau mendengar narasi
audio oleh seorang penumpang beserta keberisikan selama penerbangan.
Keputusan
mengenai pertukaran antara kekonkretan pengalaman belajar dan batasan-batasan
waktu harus terus dilakukan oleh guru. Edgar Dale (1969) dalam tulisannya Cone
of Experince mengusulkan agar kita memulai dengan pembelajar sebagai peserta
dalam pengalaman actual, kemudian berpindah ke pemelajar sebagai pengamat
kejadian actual, ke pemelajar sebagai pengamat kejadian yang disajikan melalui
perantara dan akhirnya ke pemalajar yang mengamati symbol yang mewakili sebuah
kejadian. Dale berpendapat bahwa pemelajar bisa memanfaatkan kegiatan
pengajaran yang lebih abstrak sehingga mereka membentuk sekumpulan pengalaman
yang lebih konkretuntuk memberi makna pada representasi kenyataan yang lebih
abstrak.
Psikolog
Jerome Bruner, yang bekerja dari perspektifn yang berbeda dalam mengembangkan
teorinya mengenai pengajaran, mengatakan bahwa urutan di mana para pemelajar
menjumpai material berdampak langsung pada kemampuan mereka menyelesaikan tugas
(Bruner, 1966). Bruner menjelaskan bahwa ini berlaku bagi seluruh pemelajar,
tidak hanya anak-anak. Ketika sebuah tugas belajar disajikan kepada orang
dewasa yang tidak memiliki pengalaman relevan, belajar akan lebih mudah jika
pengajaran mengikuti urutan mulai dari pengalaman konkret yang nyata
kepenyajian yang lebih simbolis atau abstrak. Belakangan ini muncul
kecenderungan beralih dari focus pada pengajaran kepenekanan pada belajar.
Sejalan dengan waktu yang terjadi peralihan dari guru yang menggunakan
teknologi dan media dalam ruang kelas ke siswa yang menggunakan teknologi dan
media kapan saja dan di mana saja.
Belajar
Belajar
(learning) didefinisikan sebagai “perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang
bersala dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia”
(Driscoll, 2000: 11). Sebagian besar dari kita tidak belajar dengan cara diberi
tahu, tetapi dengan berbuat. John Dewey (1969) mengajukan gagasan bahwa “saat
ini pengalaman belajar dapat actual atau virtual dan dapat berlangsung dengan
atau tanpa teknologi, seperti yang dijelaskan pada rangkaian kesatuan
konkret-abstrak.
Belajar
merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika
seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Lingkungan belajar
diarahkan oleh guru dan mencakup fasilitas fisik, suasana akademik dan
emosional, serta teknologi pengajaran.
Jenis-Jenis
Belajar
Ranah Kognitif.
Dalam ranah kognitif, belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual
yang dapat dikelompokkan menjadi informasi verbal/visual atau keterampilan
intelektual. Belajar verbal/visual biasanya melibatkan pengingatan atau
pengingatan kembali fakta atau informasi. Contohnya yaitu menyebutkan
tulang-tulang tangan manusia, melabelkan bagian-bagian ucapan dalam sebuah
kalimat, menemukan contoh-contoh bentuk dasar dalam sebuah gambar, atau
menyebutkan waktu-waktu penting dalam pertempuran utama perang saudara.
Keterampilan intelektual, disisi lain membutuhkan penerapan kemampuan berpikir
kritis dan manipulasi informasi.
Ranah Afektif.
Ranah afektif melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuan afektif
meliputi menstimulasi minat dalam sejarah dengan mewawancarai kerabat yang
lebih tua, mendorong perilaku social yang sehat melalui penciptaan program daur
ulang, dan penerapan sekumpulan standar etika untuk memanfaatkan internet.
Ranah Kemampuan Motorik.
Dalam ranah kemampuan motorik, belajar melibatkan keterampilan atletik, manual,
dan keterampilan fisik lainnya. Tujuan keterampilan motorik meliputi kemampuan
mulai dari kegiatan mekanis yang sederhana hingga kegiatan yang melibatkan
koordinasi dan stratehgi neuromuskuler, seperti dalam perlombaan olahraga.
Ranah Interpersonal.
Belajar dalam ranah interpersonal melibatkan interaksi di antar orang-orang.
Kemampuan interpersonal merupakan keterampilan orang yang membutuhkan kemampuan
untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain.
Perspektif
Psikologis Mengenai Belajar
Behavioris Perspektif.
Pada tahun 1950-an, B.F. Skinner, seorang psikolog di Universitas Harvard,
melakukan studi ilmiah tentang perilaku yang bisa diamati. Ia merupakan salah
satu pendukung behaviorisme. Skinner mendasarkan teori belajarnya, yang dikenal
sebagai teori penguatan, pada serangkaian percobaan dengan menggunakan burung
merpati. Ia berpendapatb bahwa prosedur yang sama dapat diterapkan pada
manusia. Hasilnya yaitu kemunculan instruksi terpogram yang belakangan
berkembang menjadi instruksi dibantu-komputer. Tidak seperti penelitian belajar
sebelumnya, penelitian Skinner sangat logis dan tepat, yang langsung
meghasilkan pengajaran dan belajar lebih baik. Para behavioris menolak
berspekulasi mengenai apa yang terjadi secara internal ketika belajar
berlangsung. Mereka bersandar hanya pada perilaku yang bisa diamati. Akibatnya,
mereka lebih suka menjelaskan tugas belajar yang relative sederhana. Karena
adanya sikap ini, behaviorisme memiliki penerapan yang terbatas dalam
pengajaran keterampilan dengan tingkat lebih tinggi. Sebagai misal, para
behavioris enggan membuat kesimpulan tentang bagaimana pemelajar memproses
informasi.
Kognitif
Perspektif. Kognitivisme didasarkan pada penelitian psikolog Swiss Jean
Peaget (1977). Psikolog kognitif menelusuri proses mental yang digunakan
individu dalam menanggapi lingkungan mereka. Kognitivisme membahas bagaimana
orang-orang berpikir, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
Kontruktivis Perspektif.
Kontruktivisme merupakan gerakan yang melampaui keyakinan para kognitivis.
Kontruktivisme menganggap keterlibatan para siswa dalam pengalaman yang
bermakna sebagai inti sari dari pembelajaran empiris. Kontruktivisme menekankan
bahwa para pemelajarmenciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia informasi.
Mereka berpendapat bahwa para siswa menempatkan pengalaman belajar sebagai
pengalaman mereka sendiri, dan bahwa tujuan pengajaran adalah bukan untuk
mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi sehingga para siswa bisa
menafsirkan informasi bagi pemahaman mereka sendiri.
Perspektif Psikologi Sosial.
Psikologi social merupakan perspektif mapan lainnya dalam kajian mengenai
belajar dan mengajar. Psikologi social memusatkan pada efek organisasi social
dalam ruang kelas terhadap belajar. Para peneliti seperti Robert Salvin (1990)
berpendapat bahwa belajar kooperatif lebih efektif dan lebih menguntungkan
secara social ketimbang belajar kompetitif dan individualistic.
Peran
Teknologi dan Media dalam Belajar
Teknologi
dan media bisa berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada
guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran.
Pemanfaatan Teknologi dan Media oleh Guru
Penggunaan
teknologi dan media yang umum yaitu untuk dukungan tambahan selama pengajaran
yang berpusat pada guru. Sebagai misal, seorang guru mungkin menggunakan papan
tulis elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para siswa
memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan waktu.
Model ASSURE.
Model ASSURE dikembangkan sebagai alat bantu perencanaan untuk membantu
memastikan bahwa teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan
maksimumnya, tidak hanya sebagai benda penggati untuk pesan cetakan atau lisan.
Model ASSURE menyediakan proses sistematik untuk menciptakan pengalaman
belajar.
Pengajaran Tematik.
Banyak para guru sekarang menyusun pengajaran mereka dengan topic atau tema dan
ini dikenal sebagai pengajaran tematik. Sebuah tema yang bagus harus menarik
dan mampu mempertahankan perhatian para siswa, menyediakan pengalaman,
menyelesaikan masalah, mendukung kegiatan lintas disiplin dan melibatkan
berbagai teknologi dan media.
Pemanfaatan Teknologi dan Media oleh Siswa
Para
siswa bisa memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian cara untuk
meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan yang berpusat pada siswa
memungkinkan para guru menggunakan waktu mereka untuk memeriksa dan memperbaiki
masalah siswa, berkonsultasi dengan para siswa secara individual dan mengajar
secara satu persatu dalam kelompok kecil. Berapa banyak waktu yang bisa
dimanfaatkan guru dalam kegiatan tersebut akan bergantung pada tingkat peran
pengajaran yang diberikan pada teknologi dan media. Dua pemanfaatan penting
teknologi dan media oleh para siswa yaitu portofolio dan pengajaran yang ditawarkan
melalui pendidikan jarak jauh.
Portofolio.
Sebuah portofolio merupakan kumpulan karya para siswa yang menggambarkan
pertumbuhan dalam sebuah periode waktu. Tujuan dari penilaian portofolion yaitu
untuk mengukur prestasi siswa berdasar kemampuan mereka untuk menciptakan
produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka dari segi analissi, sintesis,
dan evaluasi.
Pendidikan Jarak Jauh.
Pendidikan jarak jauh merupakan pendekatan yang berkembang pesat dibidang
pengajaran di seluruh dunia. Karakter pembeda dari pendidikan jarak jauh adalah
pemisahan tim pengajaran dan siswa selama pembelajaran.
Lingkungan
Belajar
Lingkungan
belajar merupakan lingkungan atau situasi fisik yang didalamnya pembelajaran
diharapkan berlangsung.
Hukum Hak Cipta
Hak
cipta merujuk pada hak hukum bagi karya asli. Hukum-hukum ini mengatur
syarat-syarat yang didalamnya siapa saja boleh menyalin, secara keseluruhan
atau sebagian , karya-karya asli yang bisa disebarluaskan dalam perantara
apapun. Tanpa hokum hak cipta para penulis, seniman dan produser media tidak
akan menerima kompensasi yang menjadi hak mereka atas ciptaan mereka itu.
Pendidik dan Hukum Hak Cipta
Pada
Undang-Undang Revisi Hak Cipta Omnibus 1976 memuat baik sanksi criminal maupun
sipil. Kemungkinan denda untuk pelanggan hak cipta mulai dari $750 hingga
$30000 per pelanggaran.
Penggunaan yang Adil
Penggunaan
yang adil merupakan salah satu pengecualian paling penting bagi para guru dan
pelajar. Sebagian kecil karya-karya dengan hak cipta mengkin digunakan dalam
pengajaran jika disebutkan dan diperhatikan semestinyabahwa karya-karya
tersebut memiliki hak cipta dan oleh siapa .
Berupaya Mendapatkan Izin untuk Menggunakan
Bahan-Bahan dengan Hak Cipta
Dalam upaya mendapatkan izin untuk menggunakan
bahan-bahan ber hak cipta, yang terbaik biasanya adalah menghubungi distributor
atau penerbit bahan-bahan tersebut ketimbang sang penciptanya.
Masa Perlindungan
Masa,
atau periode waktu dari hak cipta berubah lewat Undang-Undang Perpanjangan Masa
Hak Cipta Sonny Bono tahun 1998.
Mengubah Format Bahan-Bahan
Mengubah
bahan-bahan ber hak cipta dari satu format media menjadi format media lainnya
juga dilarang. Guru tidak bisa membuat rekaman suara dari buku-buku
perpustakaan atau buku teks agar digunakan oleh siswa.
Siswa dengan Ketidakmampuan
Untuk
siswa P-12 dengan ketidakmampuan, Standar Pengaksesan Bahan-bahan Pengajaran
Nasional memberikan panduan produksi dan distribusi elektronik versi digital
dari buku teks dan bahan-bahan pengajaran lainnya sehingga bisa lebih mudah
diubah menjadi format yang bisa diakses, termasuk (huruf) Braille dan teks
untuk bicara.
Dalam Waktu Bersamaan
Lingkungan
belajar bisa bersifat dalam waktu bersamaan atau tidak dalam waktu bersamaan.
Untuk pengajaran dalam waktu bersamaan, para pembelajar harus menghadiri
pengajaran pada waktu yang sama.
Tidak dalam Waktu Bersamaan
Jika
pengajaran melalui televisi direkam dan ditampilkan setelah rekaman, maka itu
merupakan pengajaran tidak dalam waktu bersamaan. Pengajaran tidak dalam waktu
bersamaan memungkinkan para pembelajar yang berbeda untuk merasakan konten yang
sama pada waktu-waktu yang berbeda.
Informasi
dan Pengajaran
Informasi
merupakan pengetahuan, fakta, berita, komentar dan konten seperti yang ada
dalam buku. Informasi bisa disajikan di memo, ruang kelas, buku teks atau situs
Web.
Pengajaran
atau instruksi merujuk pada usaha apa pun untuk merangsang belajar melalui
penyusunan pengalaman yang cermat untuk membantu para siswa meraih perubahan
kemampuan yang diinginkan. Pengajaran merupakan penyususnan informasi dan
lingkungan untuk memudahkan belajar.
Prinsip-Prinsip Pengajaran Efektif
·
Menakar pengetahuan
sebelumnya yang dimiliki siswa
·
Mempertimbangkan
perbedaan individual
·
Menyatakan tujuan
·
Mengembangkan kemampuan
metakognitif
·
Menyediakan interaksi
social
·
Memasukkan konteks
realistic
·
Melibatkan para siswa
dalam praktik relevan
·
Menyediakan umpan balik
yang konstruktif, terus menerus dan tepat waktu.
Strategi
Strategi
pengajaran merupakan cara melibatkan para pemelajar dalam kegiatan belajar
mengajar tertentu. Teknologi dan media selalu menjadi bagian integral dari
banyak strategi.
TEKNOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN (Part I)
PART I
Dunia
pendidikan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya dunia. Begitu juga
dengan sarana dan prasarana pendidikan semakin memadai dan semakin lengkap.
Jika dulu sekolah-sekolah menggunakan sarana yang seadanya, sekarang sudah
semakin lengkap. Sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
Demikian juga media yang dipakai dalam proses belajar mengajar semakin
kompleks.
Perkembangan
teknologi pada akhirnya juga merambah kepada dunia pendidikan. Banyak sekolah yang
sekarang memakai teknologi ini untuk memperlancar pembelajaran di sekolah.
Teknologi dalam pembelajaran bisa menjadi sarana pembelajaran, metode/media dan
sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Sebagai sarana teknologi merupakan
alat untuk memperlancar pembelajaran. Sebagai metode/media teknologi sebagai
inovator agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Sedangkan sebagai sumber
belajar tekonologi sebagai salah satu penyedia informasi bagi peserta didik.
Diantara banyaknya teknologi pembelajaran salah satunya adalah video/film. Sebagai salah satu media, video/fil merupakan salah satu tekonologi pembelajaran yang memiliki kelebihan yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran.
Diantara banyaknya teknologi pembelajaran salah satunya adalah video/film. Sebagai salah satu media, video/fil merupakan salah satu tekonologi pembelajaran yang memiliki kelebihan yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran.
Pentingnya
teknologi dan media di dalam proses belajar, sifat belajar dan berbagai jenis
pembelajaran. Peran para guru dan siswa jelas berubah-ubah karena adanya
pengaruh teknologi dalam ruang kelas. Guru dan buku teks tidak lagi menjadi
sumber seluruh informasi. Guru telah menjadi fasilitator pemerolehan informasi.
Dengan beberapa tombol keyboard, para pelajar bisa menjelajahi dunia,
memperoleh akses keperpustakaan, guru dan siswa lainnya, dan sumber daya untuk
memperoleh informasi yang mereka cari.
Sementara
inovasi-inovasi yang menarik ini menghadirkan cara-cara tak terbatas untuk
memperluas kesempatan pendidikan bagi siswa, selain itu juga menghadirkan
tantangan baru bagi guru.
Belakangan
ini ketika sebagian besar orang-orang mendengar kata teknologi, mereka
memikirkan benda-benda seperti computer, memutar mp3, dan pesawat ulang alik.
Kata teknologi selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekadar peranti
keras hingga cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Namun pada bab
ini akan dibahas tentang teknologi pengajaran, yang merupakan pemanfaatan dan
pengetahuan spesifik dari perkakas dan keterampilan dalam pendidikan. Teknologi
pengajaran biasanya dipandang dari perspektif guru. Ketika guru menggunakan
computer peranti keras pendidikan jarak jauh, atau internet untuk mengajaran,
perkakas-perkakas tersebut dianggap sebagai teknologi pengajaran. Banyak
pendidik memperingatkan anggapan bahwa teknologi merupakan seluruh solusi di
dalam kelas. Computer dan teknologi lainnya tidak membuat guru menjadi lebih
bisa. Guru harus benar-benar berpengalaman dalam praktik-praktik terbaik dalam
kelas. Teknologi memiliki penerapan di seluruh bagian kurikulum.
Subscribe to:
Posts (Atom)